Koleksi Renungan

<< Kembali

Print

Kasih Itu Mengampuni

Ayat Bacaan : Lukas 6:27-38, Penulis Pdt. Kristian Haryanto, S.Si.-Teol.

23-Feb-2025

Pernahkah Anda menonton film seri Kung Fu? Apa yang membuat konflik di dalam film itu berlarut-larut? Pembalasan dendam. Inilah yang menjadi benang merah konflik yang tak kunjung usai. A membunuh B. Keturunan B yang selamat ganti membantai keluarga A. Demikian seterusnya. Mata ganti mata, gigi ganti gigi sampai semua yang terlibat menjadi buta dan ompong.

Pembalasan mungkin saja memberikan kelegaan, tetapi tidak menyelesaikan konflik secara tuntas. Tidak heran, Yesus mengajarkan murid-murid-Nya untuk mengasihi musuh dan berbuat baik kepada mereka yang membenci. Sungguh sebuah ajaran
yang berlawanan dengan kecenderungan manusia pada umumnya. Namun, hanya melalui jalan kasihlah permusuhan akan terhenti. Melalui kemurahan hati yang mewujud dalam kasih dan pengampunan, murid-murid Kristus mencerminkan Bapa yang di surga. Ajaran Yesus bukanlah sebuah teori yang tidak akan mampu dipraktikkan oleh murid-murid-Nya.

Ada ungkapan yang sering kita dengar: sudah jatuh, tertimpa tangga pula. Ungkapan ini juga bisa berlaku dalam kehidupan seseorang yang memendam dendam atas perlakuan buruk yang ia terima dari orang lain. Kita sudah menderita, ketika mendapat perlakuan buruk dari orang lain tersebut. Namun penderitaan itu malah menjadi berganda ketika kita membiarkan pikiran kita dibajak dengan rasa benci yang terus-menerus terhadap orang tersebut. Rasa benci yang kuat dalam diri seseorang dan menetap terus-menerus, justru merugikan kesehatan mental kita sendiri.

Di sinilah pengampunan menjadi sangat penting. Pengampunan yang diberikan dengan tepat akan berdampak pemulihan bagi kita. Pengampunan itu akan menyembuhkan luka-luka batin kita, memperbaiki kesehatan mental kita, dan tidak akan membiarkan pikiran kita diracuni kekuatan kebencian yang justru bisa merusak hidup kita. Pengampunan yang tepat, tentu saja akan berdampak baik bagi orang lain, untuk kembali menemukan kemanusiaannya dan bertumbuh dalam kebaikannya.

Pengampunan memang harus diberikan tepat pada saatnya. Kita juga jangan asal cepat mengampuni. Asal cepat mengampuni tidak akan punya dampak pemulihan bagi yang memberi pengampunan atau bagi yang menerima pengampunan. Namun kita juga janganenggan untuk mengampuni. Keengganan untuk mengampuni justru bisa merugikan hidup kita sendiri dan juga hidup sesama kita yang memerlukan pengampunan dari kita. Yesus dengan jelas menunjukkan kasih itu mengampuni. Sesungguhnya, siapa pun yang menjadi pengikut Kristus, diajak untuk mewujudkan kasih penuh pengampunan.

Pertanyaan Refleksi:

1. Menurut saudara apakah arti mengampuni?

2. Bagaimana cara kita mengasihi/ mengampuni musuh?

3. Bagaimana Tuhan Yesus memperlakukan musuh-musuhnya

Share :

<< Kembali