Alkitab seringkali menggambarkan kehidupan seorang Kristen sebagai sebuah ziarah atau perjalanan. Namanya perjalanan, selain kesenangan-kesenangan, pasti kita juga akan menghadapi rintangan dan cobaan. Apapun bisa terjadi dalam hidup ini: sudah bekerja dengan baik, tiba-tiba harus di-PHK karena ekonomi sulit. Sudah menjaga kesehatan, rajin olahraga, tiba-tiba mengalami kecelakaan. Bagaimana kita mengantisipasinya ? Apa yang Tuhan janjikan bagi kita yang sedang berada dalam perjalanan kehidupan ini? Bacaan saat ini menjelaskan bahwa kita harus bersandar pada Tuhan sebagai satu-satunya sumber pertolongan yang akan menjaga seluruh perjalanan hidup kita.
Sebagai orang Kristen kita adalah orang-orang yang memiliki pengharapan di dalam Kristus. Bacaan Injil dan Mazmur 16 dengan jelas menyatakan akan selalu ada harapan di dalam Dia, jangan takut, jangan gelisah. Walaupun akan datang “masa itu”, Yesus mengatakan "Janganlah kamu gelisah" (Markus 13:7) yang merupakan sebuah perintah bukan sebatas himbauan, yang berarti jangan biarkan rasa takut menguasai atau berhentilah takut jika sudah takut. Kenapa Yesus berkata demikian, padahal apa yang dikatakanNya sudah jelas merupakan akhir dunia namun Yesus malah berkata sebaliknya. Yesus mengatakan “itu belum kesudahannya”. Kesudahannya dari kata telos yang artinya pemenuhan. Istilah ini tidak mengacu pada pemusnahan, maka masih ada pengharapan bahwa kehidupan kekal yang dijanjikan Tuhan tetap akan tersedia bagi umatNya.
Tuhan tidak hanya menyerukan tentang keamanan bagi umatNya, yaitu tidak ada pemusnahan, “akan terluput” dari "masa kesesakan besar", dan tidak akan menderita untuk melihat “kebinasaan” permanen. Namun melalui Sang Putra, Dia juga bersedia menjadi jalan yang baru (Ibrani 10:20) untuk menyampaikan tiap-tiap keperluan orang percaya. Pada kenyataan kehidupan manusia ternyata belum cukup kalau hanya ada jalan yang terbuka, perlu ada seorang Imam Yesus, yang menanggung daging dan darah serta menanggung beban dosa manusia, sehingga menghilangkan penyebab dari rasa takut dan gelisah.
Percayakah Anda bahwa jika Tuhan di pihak kita, maka tidak ada yang perlu dikhawatirkan? Namun untuk berada di satu pihak dengan Tuhan, dibutuhkan sikap hati, pemikiran, dan perbuatan yang sejalan dengan kebenaran yang Tuhan ajarkan. Saat itulah kita akan menjadi orang benar di hadapan Tuhan yang pastinya membuat perlindungan Tuhan nyata dalam hidup kita. Sikap hati yang tentunya harus dimiliki setiap orang percaya adalah bahwa mereka harus selalu terikat dengan Tuhan dan mencintai Tuhan. Maka mari semakin menjaga relasi dengan Tuhan karena Dia selalu setia menjaga kita. Menjaga relasi dengan Tuhan dapat diwujudkan dengan kesetiaan kita dalam tekun berdoa dan ibadah kita.
Pertanyaan Refleksi:
1. Apa yang dapat kita lakukan agar Tuhan senantiasa menjaga perjalanan kehidupan kita?
2. Bagaimana cara kita agar tidak takut didalam menghadapi rintangan didalam perjalanan kehidupan?
3. Dalam Markus 13:7, mengapa Tuhan menyuruh para murid agar tidak gelisah?
Share :