Pembaruan hidup terus dilakukan oleh manusia, sebagai bagian hidup yang dinamis dan inovatif. Terlebih urusan rohani, manusia seharusnya mengutamakan hal-hal rohani, bukan sekedar jasmaniah yang terlihat. Hal-hal keserakahan, kenajisan, kelicikan, dan hawa nafsu adalah kenajisan yang harus dihentikan. Dibarui dengan kepedulian, berbagi berkat, mengasihi, dan mengampuni. “Apapun dari luar, yang masuk ke dalam seseorang, tidak dapat menajiskannya, tetapi apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya." (Mrk 7:14). Makanan yg didoakan dan disucikan dalam nama Yesus Kristus tidak menajiskan lagi. Baruilah kesucian hidup dalam nama Yesus Kristus.
Siap “Baruilah hidup”, siap juga Sebagai pelaku firman, bukan pendengar saja. Perilaku kongkrit manusia adalah nilai terhormat dalam hidup mereka. Terlebih perilaku yang baik, yang berkenan bagi kemuliaan Allah. “Sebab jika seorang hanya mendengar firman saja dan tidak melakukannya, ia adalah seumpama seorang yang sedang mengamat-amati mukanya yang sebenarnya di depan cermin” (Yak 1:23). Mendengar firman Tuhan adalah baik, tetapi belum lengkap. Lengkapilah dengan menjalankannya dalam hidup sehari-hari, dan disempurnakan dengan beriman teguh dalam nama Yesus Kristus. Pelaku firman berarti merealisasi kehendak Allah.
“Baruilah hidup” dilakukan terus-menerus sepanjang manusia hidup. Membarui hidup berarti mengharap adanya masa depan yang lebih indah, lebih sukses, dan lebih dekat kepada Tuhan. Sebaliknya, orang yang tidak mau membarui hidup berarti ia hidup pada masa lalu, dengan terus-menerus bernostalgia. Mereka tidak menghiraukan adanya masa depan yang membahagiakan dengan perubahan diri. Mau menerima perubahan terhadap perkembangan teknologi informasi adalah salah satu contohnya. Saiapapun yang tidak mau peduli dengan teknologi informasi, maka mereka akan ketinggalan jaman, ketinggalan informasi, dan ketinggalan gaya hidup yang kontekstual. Sebaliknya, mereka yang mau menerima perubahan diri atas teknologi informasi, maka mereka akan hidup selaras dengan perkembangan jaman, meski dengan tetap berhati-hati dan waspada terhadap sisi negatifnya.
Apa yang dibarui dalam hidup manusia? Ya jasmaninya, ya rohaninya. Baruilah hidup dengan konsep yang benar, sehingga memperolh hasil hidup lebih sehat, lebih bahagia, lebih sukses, dan lebih dekat dengan Tuhan. Membarui diri dengan meningkatkan kuantitas dan kualitas ibadah, berdoa, hadir dalam persekutuan rohani umat Tuhan, berbagi berkat kepada sesama, juga bersyukur atas segala yang diterimanya. Manusia tidak bisa meendasarkan diri dengan “inilah aku”, “seperti inilah aku” dan tidak mau membarui diri. Membarui karakter pribadi lebih setia, lebih beriman, lebih tunduk kepada Tuhan adalah sikap bijaksana orang beriman. Membarui diri adalah hidup merdeka.
Pertanyaan perenungan:
(1) “...buanglah segala sesuatu yang kotor... dan terimalah dengan lemah lembut firman yang tertanam...” (Yak 1:21), pembaruan apa yang ada pada ayat tsb?
(2) Benarkah setiap manusia bisa melakukan pembaruan hidup?
(3) Pembaruan apa yang sudah terjadi pada diri Anda selama satu minggu yl.?
Share :