Koleksi Renungan

<< Kembali

Print

Menyatu: Bukan Benalu, Bukan Parasit

Ayat Bacaan : Yohanes 15:1-8, Penulis Pdt. Dr. Kristriyanto

02-Aug-2024

Yesus Kristus menetapkan diri-Nya sebagai pokok anggur yang benar. Sebuah “Pokok Kehidupan” yang dibutuhkan manusia untuk minum sehari-hari. Secara rohani bermakna: Yesus Kristus adalah minuman rohani yang memenuhi kebutuhan rohani manusia, adanya keselamatan, damai sejahtera, kebahagiaan bagi orang- orang yang percaya kepada-Nya. “Akulah pokok anggur dan kamulah ranting- rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak,...” (Yoh 15:5). Warga gereja adalah “ranting” yang wajib menyatu dengan pohon induk. Menunjukkan hidup sejati dan tanggung jawab sejati, misal: berbuah dalam kebenaran, berbagi kasih. Bukan benalu atau parasit yang menguntungkan diri pribadi, merugikan pohon induk.

“Menyatu: Bukan Benalu, Bukan Parasit” memiliki aspek-aspek, yaitu pertama: Baptis adalah bukti percaya. Peristiwa baptis dalam nama Allah Bapa, Sang Putera dan Roh Kudus adalah bukti kepercayaan seseorang pada Allah Tritunggal. Allah pemberi hidup, pengampunan doda, dan hidup dalam kebenaran. “Lalu orang Etiopia itu menyuruh menghentikan kereta itu, dan keduanya turun ke dalam air, baik Filipus maupun sida-sida itu, dan Filipus membaptis dia” (Kisah Rasul 8:38). Mau percaya kepada Allah Trinitas, diwujudkan mau menerima baptisan atas nama-Nya, juga mau berbuah dalam hidup sehari-2nya. Berbuah adalah tanda percaya yg hidup dalam kuasa Roh Kudus.

Kedua, Mau berkorban bagi sesama. Manusia mulia adalah manusia yang bermakna bagi sesamanya. Memberi penghiburan, menciptakan damai-sejahtera, sampai mau berkorban nyawa demi kehidupan rukun dalam kuasa Allah. “Demikianlah kita ketahui kasih Kristus, yaitu bahwa Ia telah menyerahkan nyawa-Nya untuk kita; jadi kitapun wajib menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita” (1Yoh 3:16). Hidup untuk diri sendiri adalah kehiduan egois yang tidak bermakna di hadapan Allah. Yesus Kristus sudah bermakna bagi manusia, sepantasnya para pengikut-Nya, juga bermakna bagi sesamanya. Hidup bermakna bagi sesama adalah karunia Tuhan yg terus disyukuri.

Ketiga, Selalu memuji nama Tuhan. Anugerah keselamatan, rejeki setiap hari, damai-sejahtera dalam keluarga sudah diberikan Allah kepada orang-orang setia kepada-Nya. Itu aksi Allah. Berikutnya umat wajib memberi respon atas aksi Allah. “Aku akan memasyhurkan nama-Mu kepada saudara-saudaraku dan memuji- muji Engkau di tengah-tengah jemaah” (Mzm 22:23). Memuji Tuhan dalam ibadah, puji-pujian maupun merenungkan firman Tuhan, hidup dalam kebenaran, serta membuat damai-sejahtera di manapun berada. Hidup untuk selalu memuji dan memuliakan Tuhan.

Share :

<< Kembali